Kamis, 02 April 2020

RANGIN





Makanan tradisional yang aku kenal sejak  masih duduk di sekolah dasar yaitu tahun 70 an itu bernama “Rangin”. Dalam bahasa jawa setiap kata atau nama mempunyai arti dan makna tertentu. “ Rangin “ merupakan kepanjangan dari _arang-arang kepengin_ artinya jarang-jarang ingin ( kalau kita ingin tidak mesti setiap waktu ada barangnya ). Rangin merupakan jajanan khas jawa yang nikmat gurih serta ada manisnya. Rangin termasuk jenis fast food ketika kita membeli maka penjualnya memasaknya secara mendadak sehingga kita menikmatinya ketika masih panas. Penjual rangin dapat dijmpai pada waktu pagi atau sore dan memang cocok sebagai teman minum teh atau kopi.

Jika di daerah Banyumas orang menyebutnya “rangin” di Semarang atau Yogyakarta orang menyebutnya gandos di Jakarta dikenal dengan kue pancong. Orang Bandung menyebutnya bandros , di Bojonegoro disebut tapak Jaran orang Bali memberi nama daluman.

Rangin terbuat dari adonan tepung beras dicampur santan kelapa dan irisan kelapa ditambah garam secukupnya diaduk sampai rata. Adonan Rangin  dituangkan kedalam  dalam cetakan loyang yang sudah diolesi minyak agar tidak lengket dengan api di bawahnya. Setelah masak berwarna kuning kecoklatan bagian bawahnya maka diangkat ditaruh diatas piring dan ditaburi gula pasir. Pengaruh garam dan santan membuat dominasi rasa gurih jajanan tradisional ini. Bagi penyuka rasa manis biasanya cukup meminta sedikit taburan gula tebu di permukaanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar