Selasa, 30 Maret 2021

Selasa, 05 Januari 2021

SOTO BONJOK

 


Bagi pegiat kuliner Soto adalah salah satu makanan faforit dan variative. Ada banyak jenis Soto sesuai daerahnya dan kekhususanya. Berdasarkan asal daerahnya ada soto Lamongan, soto Kudus, soto Sokaraja, Soto Semarangan, Coto Makasar, sauto Tegal. Berdasarkan daging atau isi yang digunakan ada soto ayam, soto daging sapi, soto babat. Ada satu yang unik dan menarik yaitu  suatu tempat  menikmati  soto di Banyumas.

Untuk mencapai tempat tersebut dari Alun-alun Banyumas kearah timur menyebrangi jalan Raya lurus sampai menthok belok ke kanan. Setelah  300 m ada pertigaan kecil  lalu belok kiri melewati jalan desal urus terus kira-kira 2 km sampailah ke tempat yang dituju. Lokasinya di Desa Sokawera dusun Bonjok Kec Somagede.  Sebuah warung soto bernuansa klasik ala Banyumas, yaitu Soto Bonjok



Walaupun terletak di desa yang cukup jauh dari keramaian kota, namun warung soto ini tidak pernah sepi dari pengunjung baik pake mobil maupun motor. Sejak pagi buka jam 09.00 biasanya jam 14.00 sudah habis bahkan bisa lebih awal terutama saat liburan atau  hari-hari tertentu. Pernah beberapa kali datang kesitu hari masih siang tapi Soto sudah habis.



Apa sih yang menjadi daya tarik Soto Bonjok ? Selain tempatnya yang tenang jauh dari keramaian desain tradisional  menjadi daya tarik tersendiri. Bangunan tradisional  dari kayu berbentuk joglo dengan atap tinggi dari bambu diikat dengan ijuk tanpa eternit. Tempat duduk menggunakan meja panjang dengan dua buah risban (rest bank) yaitu bangku kayu panjang dengan sandaran melengkung kebelakang ciri khas bangsawan tempo dulu. Dimmeja telah tersedia cemilan tradisional khas banyumas seperti klanting, opak, krupuk legendar, slondok, dll.



Sekilas tampilan sotonya biasa saja, tidak berbeda dengan soto lain yang juga sudah punya nama. Soto yang sudah punya nama  ada soto Kecik, Soto Sutri, Soto Lama di Sokaraja atau soto Sungeb, Soto Jalan Bank dan soto Raja Lama di Purwokerto. Kelebihan soto bonjok adalah bumbunya yang tidak menggunakan bumbu masak atau vetsin. Dengan menu soto ayam kampung (menu asli soto bonjok) dan soto sapi (menu variasi permintaan konsumen).



Jika kita memesan semangkok Soto Bonjok kita akan disuguhi semangkok soto kuah bening bertabur irisan daun bawang, bawang goreng butiran kacang tanah yang telah disangrai. Selain semangkok soto yang sudah komplit masih  dilengkapi semangkok sambal bumbu kacang dan sambal cabai rawit membuat soto bonjok semakin mantab.



Agar kita tahu rasa asli soto Bonjok coba cicipi dulu satu atau dua sendok. Setelah itu kita dapat menambahkan sambal bumbu kacang dan sambal cabai rawit agar rasanya semakin cetar membahana sesuai selera. Satu mangkok soto Bonjok sudah bisa menggantikan menu makan siang yang sehat dan nikmat.



Sambil menunggu menu siap atau saat menikmati soto Bonjok kita bisa melihat aneka ikan hias dan tanaman kaktus yang ada disisi kiri. Selain bisa melihat,  penikmat kuliner soto Bonjok ternyata bisa membawa pulang ikan hias dan katusnya karena semua memang untuk dijual. Ada bermacam varian katus yang terpampang lengkap dengan nama serta daftar harganya. Nah, biar tidak penasaran, sempatkan waktunya menikmati soto Bonjok.

Rabu, 09 Desember 2020

SI CANTIK DI TENGAH HUTAN KARET

 


Jika kita berkendara melalui jalur Banyumas – Buntu kita sudah cukup familiar dengan tanjakan hutan karet PTPN Krumput. Jalan menanjak yang berkelak-kelok dinaungi hutan karet yang rimbun menjadikan suasana sejuk dan teduh meskipun siang hari cuaca panas. Sepanjang jalan tampak hutan tanaman karet yang tertata rapi dan selalu tampak asri.

Selain tampak muka yang sering kita lihat saat melewati jalur tanjakan Krumput ternyata ditengah hutan karet  masih ada “ Hidden Beauty” alias kecantikan tersembunyi yang perlu dijelajahi. Selain pemandangan indah di hutan karet, ada sebuah sungai dengan air terjun cantik dengan nuansa eksotik dan romantis.  Untuk menuju lokasi tersebut setelah melewati tanjakan Krumput dari arah Banyumas   jalanan mulai menurun tajam  berkelok cukup memacu adrenalin penumpang kendaraan, jalan melandai.



Setelah jalan agak melandai ada pertigaan kecil kita berbelok kearah kanan/ arah barat, sebuah jalan aspal kecil menuju jalur Kebasen. Setelah sekitar 300 meter belok kanan sampai habis jalan aspal ternyata masuk jalan hutan karet Krumput. Jalan tanah liat berumput yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua atau pejalan kaki ini cukup licin dimusim hujan.



Hanya butuh waktu beberapa menit menyusuri jalan ditengah hutan karet yang sejuk akan tetapi harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terpeleset. Perjalanan memang cukup berat dengan kendaraan bermotor apalagi dimusim penghujan tapi terbayarkan dengan keindahan dan kesejukan panorama hutan karet yang melingkupinya. Setelah menyusuri jalanan menurun dan berkelok-kelok yang cukup mendebarkan akhirnya sampailah ditepi sebuah sungai dimana terdapat air terjun yang diberi nama “Curug Gong”



Curug Gong adalah salah satu destinasi wisata yang belum tergarap di area hutan karet Krumput. Prospek wisatanya cukup bagus jika ditangani secara serius. Lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan Raya, hutan karet yang sejuk, air terjun yang menawan, goa alam dan sungai dengan view yang menarik untuk foto spot merupakan pesona yang banyak dicari.  Saat ini baru masyarakat sekitar yang mengunjungi tempat ini dan sebagian besar berjalan kaki/hicking.



Dengan sentuhan seni dan management professional didukung publikasi yang luas maka Curug Gong ini akan menjadi obyek wisata baru yang siap bersaing dengan obyek wisata lain di Banyumas. Siapakah yang akan menanganinya inilah yang perlu sentuhan kebijakan birokrasi karena wilayahnya termasuk Perkebunan Karet milik PTPN IX Krumput.  

Selasa, 24 November 2020

GROJOGAN RATU

 


Buat kamu yang suka jalan-jalan ke tempat yang indah, berhawa sejuk sambil menikmati kuliner dan selfie, grojogan Ratu adalah satu tempat yang cocok. Grojogan adalah bahasa jawa yang berarti air yang jatuh dari atas ke bawah, dalam arti lain juga bisa berarti curug. Entah  mengapa dinamakan grojogan bukan curug ratu,  mungkin karena tidak tinggi atau karena bukan dari sungai yang deras.

Letaknya yang persis di pinggir jalan membuat akses kesini sangat mudah, meski jalan yang dilalui tidak besar. Secara geografis  letaknya tidak jauh dari jalan ke Curug Telu karang salam, kalau dari curug telu jalan terus ke atas bisa langsung melihat grojogan ratu ini. Lokasinya dari depan gerbang Queen Garden Hotel turun sekitar 300 m kearah kanan sampai di area parkir Grojogan Ratu. Di grojogan Ratu kita hanya cukup membayar retribusi parkir Rp 2000 untuk roda 2 dan Rp 5000 untuk roda 4.



Karena kami datang  lewat jam 2 siang, kami memesan makan siang dan dinikmati di saung. Jadi di sini pengunjung bisa menikmati makanan minuman sambil menikmati air terjun dan taman. Air terjunnya sendiri mirip tumpahan air yang mengalir di tebing batu sehingga unik berbentuk tirai air. Sementara di atasnya berupa taman bunga dan kebun yang hijau jadi bukan seperti air terjun pada umumnya. Namun begitu, konsep dan pengelolalan objek wisata ini patut diacungi jempol.



Sambil menunggu pesanan menu kami di hidangkan, kita bisa bermain air di bawah kucuran air terjun ini. Lumayan sejuk dan bersih. Disini juga tersedia spot foto yang cantik. Kita  bisa mengambil foto dari berbagai angle. Cocok juga untuk membuat foto pre wedding atau wedding anniversary. Kalau penasaran coba saja, dijamin ngga kecewa.

Selasa, 10 November 2020

Pantai Congot / Jetis

 


Hari Ahad, 22 Robiulawal 1442 H bertepatan 8 November 2020 jamaah Mushola Baitul Hikmah mengadakan rekreasi ke  Gua Jatijajar dan Pantai Congot di desa Jetis kecamatan Nusawungu lebih dikenal dengan Pantai Jetis. Kami memilih Gua Jatijajar dan Pantai Jetis ini karena lokasinya berdekatan dan jarak tempuh tidak begitu jauh,  sehingga bisa dua lokasi sekaligus.

Pantai Jetis merupakan deretan terakhir pantai Selatan Kabupaten Cilacap yang berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, termasuk obyek wisata yang baru dikembangkan. Pantai Jetis lebih tepat dijadikan obyek wisata terakhir sebelum pulang karena cocok untuk kuliner dan belanja oleh-oleh khas. Disitu terdapat Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) dimana kita bisa membeli ikan segar yang baru ditangkap dengan harga relative murah sekaligus tempat memasak ikan segar yang  kami beli.  Kita bisa menikmati berbagai makanan laut yang kita pilih sendiri dan sekaligus dimasak dan disantap disitu.



Ada pula pedagang telur asin yang harganya sangat murah jika dibanding dengan harga ditempat lain. Disini satu butir telur asin diual dengan harga Rp 2500 padahal di Ajibarang harganya minimal Rp 3000 bahkan kalau diwarung makan sampai Rp 4000. Ada juga berbagai jenis buah semangka  yang baru dipetik dari kebun dijajakan disepanjang jalan dipantai itu dengan harga yang cukup murah.  Pada saat musim petai disini juga banyak penjual petai yang bagus-bagus dan murah. Pantai jetis bisa menjadi tujuan wisata kuliner yang cukup menarik.



Selain  wisata kuliner pantai Jetis juga memiliki pesona wisata yang lain. Ada pantai yang cukup luas dan landai aman untuk bermain anak – anak. Ada pula fasilitas berkuda, motor pantai arena selfie, disediakan juga kolam renang anak-anak dan tempat bermain. Hanya dengan merogoh kocek Rp 10.000 kita juga bisa menyusuri hutan bakau dengan perahu mesin sampai ke jembatan penghubung kabupaten Cilacap - Kebumen dan berhenti di tempat pelelangan ikan.



Disepanjang tepian pantai banyak warung-warung yang menyediakan makanan khas banyumas yang  mak nyus. Tersedia kelapa muda original, pecel, mendoan yang lengkap dengan lombok cengisnya, kacang rebus, baso, soto, rujak bebek dan makanan lain serta aneka minuman hangat maupun dingin yang siap  disantap sambil menikmati semilir angin pantai sambil memandang keindahan laut Selatan.  


 

Setelah puas menikmati kuliner dan keindahan pantai Jetis  dengan segala pesonanya kita bisa meninggalkan pantai dengan sejuta kenangan kenikmatanya. Banyak pula pedagang ikan asin dan souvenir yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Pantai Jetis. Ternyata berwisata ke pantai tidak harus pergi ke tempat yang jauh sampai ke luar negeri. Pantai Selatan perbatasan kabupaten Cilacap dan Kebumen ini ternyata menyimpan kecantikan yang bisa dinikmati oleh warga Banyumas bahkan dari daerah lain.

Jumat, 16 Oktober 2020

TUGU GADA RUJAK POLO

 

Selasa, 13 Oktober 2020

TUGU GADA RUJAK POLO

 


Siang ini saya mengantar istri rapid test di Stasiun Kereta Api Purwokerto karena nanti malam istriku akan berangkat ke Jakarta menggunakan kereta Bima eksekutif. Tujuan akhir adalah Bogor jadi naik kereta turun di stasiun Gambir kemudian ada yang menjemput dan mengantarkanya ke Bogor. Perjalanan seperti ini bukanlah kali yang pertama bahkan sudah sangat sering hanya dimasa covid 19 baru kali ini bepergian menggunakan kereta api dan harus rapid test.

Pukul 09.30 kami berangkat dari rumah berboncengan sepeda motor menuju stasiun kereta api Purwokerto. Setelah bertanya tentang lokasi rapid test ternyata diujung utara dekat pintu masuk kendaraan. Istriku harus menjalani serangkaian prosedur rapid test kemudian menunggu hasilnya untuk beberapa waktu. Setelah hasil test keluar dan dinyatakan non reaktif kamipun segera meninggalkan area stasiun.

Awalnya  kami sempat bingung mau terus pulang masih terlalu pagi dan sudah menempuh perjalanan sedemikian rupa sayang kalua langsung pulang. Akhirnya diputuskan mampir sebentar di tugu gada rujakpolo sekedar berfoto lalu singgah di café under pass minum kopi. Aku segera memacu motor pelahan menuju tugu rujakpolo yang hanya berjarak 100 meter dari stasiun.



Sampai di dekat tugu gada rujakpolo aku memarkir motorku depan kios seberang jalan  sedang tutup karena bukanya sore sampai malam. Situasi jalanan kebetulan tidak begitu ramai, lalu lalang kendaraan tidak begitu padat sehingga untuk pemotretan tidak begitu terganggu dengan lewatnya kendaraan. Kami dengan leluasa melakukan pemotretan dengan beberapa angle sekedar untuk kenang-kenangan di medsos.


Tugu Gada Rukapolo ini memiliki konsep satu gada berada di tengah dan dikelilingi delapan kudi. Kudi ini melambangkan delapan penjuru mata angin. Gada rujakpolo merupakan senjata tokoh pewayangan Werkudara. Diharapkan, tugu ini menjadi simbol untuk mencapai tujuan, akal dan pikiran senantiasa digunakan.

Pustakawan Dinarpusda Banyumas, Fuad Zein Arifin menjelaskan literasi mengenai Tugu tersebut. Tugu Gada Rujak Polo tercantum dalam lambang daerah Kabupaten Banyumas. “Gada Rujak Polo merupakan senjata dari tokoh werkudoro dalam cerita pewayangan yang melambangkan watak satria, jujur dan berani,” ujarnya. Tugu tersebut juga melambangkan agar setiap tindakan yang dilakukan harus selalu menggunakan akal, pikiran dan nalar.

“Sebagaimana tokoh pahlawan dari Banyumas, seperti Jendral Soedirman, Gatot Subroto, R. Suprapto, dan masih banyak lagi,” imbuhnya. Buku literasi mengenai Gada Rujak Polo tersedia di Perpustakaan Daerah Banyumas.“Rekan-rekan yang ingin tau lebih lanjut bisa membaca buku “Banyumas Wisata dan Budaya”. Di perpustakaan Dinas Arpusda Banyumas tersedia,” katanya.

Selesai berfoto kami lanjutkan perjalanan menuju café under pass yang hanya berjarak beberapa meter disebelah barat.  Café under pass adalah sebuah café yang terletak tepat diatas under pass sebelah barat. Tempatnya sangat strategis untuk view under pass secara keseluruhan juga bisa memandang keindahan dan kegagahan gunung Slamet yang menjulang diarah utara. Selain bisa melihat lalu llang kendarn yang melewati under pass juga bisa melihat dengan jelas keluar masuknya kereta api dari Stasiun Purwokerto. Dari sana juga kita bisa melihat dengan jelas tugu Gada Rujakpolo.


Rencananya kami mau ngopi sambil menikmati arus lalu lintas under pas yang tampak indah dari lokasi café sekaligus berfoto selfie. Sayangnya café masih tutup karena masih terlalu pagi sedangkan café buka sore sampai malam. Kamipun melanjutkan perjalanan dan mampir ke  café “Jegangan” di Cilongok untuk makan siang sebelum pulang ke rumah.

Kamis, 15 Oktober 2020

WARUNG JEGANGAN

 

WARUNG JEGANGAN

 

Walaupun labelnya warung sebenarnya adalah sebuah kafe atau rumah makan bergaya tradisional. Terletak di kota kecamatan Cilongok, tepatnya dari Masjid depan kantor kecamatan masuk keutara sekitar 300 meter disebelah kiri jalan. Tempatnya dekat kota tapi bernuansa alam pedesaan yang jauh dari keramaian suara kendaraan bermotor. Jalanan yang halus dan lebar dapat dilalui kendaraan roda empat tanpa khawatir jika berpapasan.

Ada beberapa gubug dengan nama yang sesuai model duduknya yaitu Jagongan, slonjoran, jegangan, lesehan. Jika memilih gubug jagongan yang artinya disitu ada meja kuno dan kursi bamboo tradsional untuk duduk.  Slonjoran berarti beralaskan tikar tanpa kursi dan meja sehingga kita bisa duduk slonjor (menjulurkan kaki) dengan leluasa. Jegangan berarti duduk dengan mengangkat satu kaki (jegang) tempatnya hamper sama dengan slonjoran dan lesehan yaitu tanpa meja dan kursi.



Suasana tempat ini adalah alam terbuka gubug berlantai tanah dan batu dengan halaman dan jalan  rumput yang menghubungkan satu gubug dengan gubug lainya. Suasana sekitar adalah layaknya hutan yaitu ada pohon-pohon besar sehingga suasana teduh dan sejuk jauh dari kesan panas.

Menu yang disediakan disitu menu tradisional jawa dengan satuan porsi. Satu porsinya berisi nasi satu cething, kluban dengan kombinasi sayuran, rontak-rantek dan kecombrang, sayur oseng buncis/ cipir/ jaket/ welok/ kacang Panjang/ kangkong (yang berbeda tiap harinya), oseng tempe, tahu goreng, tempe lagis, ayam goreng,ikan asin, peyek udang dan tidak ketinggalan sambel satu cobek / ciri.



Fasilitas minum satu teko batik kuno teh lengkap dengan cangkir batik model kuno. Semua menu disajikan dalam sebuah tampah dan untuk tiap jenis makanan disajikan dengan wajan kecil beralaskan daun pisang sehingga tampak unik dan natural. Untuk camilan harus pesan terpisah, tersedia mendoan dan pisang goreng panas. Tersedia pula wedang uwuh, kopi, es teh, es jeruk yang juga pesanan terpisah. Satu porsi yang mampu membuat perut kita kekenyangan cukup dengan membayar Rp 30.000.



Kesejukan tempat, suasana tenang jauh dari kebisingan kendaraan dan nuansa tradisional yang membuat warung “Jegangan” ini mempunyai ciri khas tersendiri dan menjadi daya tarik penggemar kuliner warga Banyumas dan sekitarnya. Tempat ini paling pas untuk menjamu makan siang kolega, teman, saudara, teman kantor, bahkan untuk membicarakan hal penting dengan mitra. Banyak keluarga datang sekedar makan siang bersama sambil mengenang suasana dan menu masa lalu yang sulit didapatkan di tempat lain.