Selasa, 13 Oktober 2020
TUGU GADA RUJAK POLO
Siang ini saya
mengantar istri rapid test di Stasiun Kereta Api Purwokerto karena nanti malam
istriku akan berangkat ke Jakarta menggunakan kereta Bima eksekutif. Tujuan
akhir adalah Bogor jadi naik kereta turun di stasiun Gambir kemudian ada yang
menjemput dan mengantarkanya ke Bogor. Perjalanan seperti ini bukanlah kali
yang pertama bahkan sudah sangat sering hanya dimasa covid 19 baru kali ini
bepergian menggunakan kereta api dan harus rapid test.
Pukul 09.30
kami berangkat dari rumah berboncengan sepeda motor menuju stasiun kereta api
Purwokerto. Setelah bertanya tentang lokasi rapid test ternyata diujung utara
dekat pintu masuk kendaraan. Istriku harus menjalani serangkaian prosedur rapid
test kemudian menunggu hasilnya untuk beberapa waktu. Setelah hasil test keluar
dan dinyatakan non reaktif kamipun segera meninggalkan area stasiun.
Awalnya kami sempat bingung mau terus pulang masih
terlalu pagi dan sudah menempuh perjalanan sedemikian rupa sayang kalua
langsung pulang. Akhirnya diputuskan mampir sebentar di tugu gada rujakpolo
sekedar berfoto lalu singgah di café under pass minum kopi. Aku segera memacu
motor pelahan menuju tugu rujakpolo yang hanya berjarak 100 meter dari stasiun.
Sampai di dekat
tugu gada rujakpolo aku memarkir motorku depan kios seberang jalan sedang tutup karena bukanya sore sampai
malam. Situasi jalanan kebetulan tidak begitu ramai, lalu lalang kendaraan
tidak begitu padat sehingga untuk pemotretan tidak begitu terganggu dengan
lewatnya kendaraan. Kami dengan leluasa melakukan pemotretan dengan beberapa
angle sekedar untuk kenang-kenangan di medsos.
Tugu Gada Rukapolo ini memiliki konsep satu gada berada di tengah dan dikelilingi delapan kudi. Kudi ini melambangkan delapan penjuru mata angin. Gada rujakpolo merupakan senjata tokoh pewayangan Werkudara. Diharapkan, tugu ini menjadi simbol untuk mencapai tujuan, akal dan pikiran senantiasa digunakan.
Pustakawan Dinarpusda Banyumas, Fuad Zein
Arifin menjelaskan literasi mengenai Tugu tersebut. Tugu Gada Rujak Polo
tercantum dalam lambang daerah Kabupaten Banyumas. “Gada Rujak Polo merupakan
senjata dari tokoh werkudoro dalam cerita pewayangan yang melambangkan watak
satria, jujur dan berani,” ujarnya. Tugu tersebut juga melambangkan agar setiap
tindakan yang dilakukan harus selalu menggunakan akal, pikiran dan nalar.
“Sebagaimana tokoh pahlawan dari
Banyumas, seperti Jendral Soedirman, Gatot Subroto, R. Suprapto, dan masih
banyak lagi,” imbuhnya. Buku literasi mengenai Gada Rujak Polo tersedia di
Perpustakaan Daerah Banyumas.“Rekan-rekan yang ingin tau lebih lanjut bisa
membaca buku “Banyumas Wisata dan Budaya”. Di perpustakaan Dinas Arpusda
Banyumas tersedia,” katanya.
Selesai
berfoto kami lanjutkan perjalanan menuju café under pass yang hanya berjarak
beberapa meter disebelah barat. Café
under pass adalah sebuah café yang terletak tepat diatas under pass sebelah
barat. Tempatnya sangat strategis untuk view under pass secara keseluruhan juga
bisa memandang keindahan dan kegagahan gunung Slamet yang menjulang diarah
utara. Selain bisa melihat lalu llang kendarn yang melewati under pass juga
bisa melihat dengan jelas keluar masuknya kereta api dari Stasiun Purwokerto.
Dari sana juga kita bisa melihat dengan jelas tugu Gada Rujakpolo.
Rencananya kami mau ngopi sambil menikmati arus lalu lintas under pas yang tampak indah dari lokasi café sekaligus berfoto selfie. Sayangnya café masih tutup karena masih terlalu pagi sedangkan café buka sore sampai malam. Kamipun melanjutkan perjalanan dan mampir ke café “Jegangan” di Cilongok untuk makan siang sebelum pulang ke rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar